Teks foto : Suasana rumah duka pemakaman Jenazah Andreas
Mantan Anggota TNI Andreas Sianipar (44) warga Kabupaten Deli Serdang diduga diculik,dianiaya dan dibunuh oleh oknum TNI inisial Serka HS.Korban diperkirakan hilang sejak 8 Desember 2024.
Jasad Andreas ditemukan di Kabupaten Labuhan batu Utara (Labura) oleh Dampom I/V dan Polrestabes Medan pada hari Sabtu subuh tanggal 21 Desember di Desa Aek Napa Dusun Tiga Bulu Telang Kec. Marba Kab. Labuhan Batu Utara.
Antono Sianipar adik korban mengatakan pada hari Minggu (8/12) sekitar pukul 01.00 WIB korban dijemput paksa tengah dari Gang Damai Jalan Medan-Binjai KM 10, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal.
Teman-teman Andreas melihat Andreas dibawa dengan mobil dan mereka mengikuti mobil itu. Mobil itu berhenti di rumah dibas HS di asrama TNI Abdul Hamid Sunggal. Mereka melihat belasan orang ada di sana yang memegang senjata tajam. HS mengusir teman-teman Andreas.
Teman-teman Andreas menceritakan pada keluarga bahwa Andreas membawa mobil milik HS, tapi pukul 21.00 wib (Sabtu, 7/12) ada empat orang yang mengambil mobil itu secara paksa dari Andreas di gg. Dame. Karena persoalan mobil itulah HS menculik Andreas.
Karena Andreas tidak pernah kembali ke rumah, keluarga melapor ke DenpomI/V dan Polrestabes Medan.
Berdasarkan keterangan warga sipil yang ditahan di Polrestabes, Andreas dianiaya di depan rumah dinas HS pada Sabtu malam (7/12) dan berlanjut ke kandang lembu milik HS pada hari Minggu (8/12). Andreas diikat kaki dan tangannya serta dilakban mulutnya. Di kandang lembu itulah Andreas dipukuli dan dibacok. Setelah itu Andreas dimasukkan ke dalam mobil milik HS tetap dalam keadaan terikat. Pelaku warga sipil mengaku tidak mengetahui di mana posisi korban setelah kejadian itu. Karena saat mereka pulang, korban masih berada di asrama itu.
Antono menyebut bahwa ada bukti video yang menunjukkan ada sekelompok orang yang mengeroyok Andreas di depan rumah dinas HS.
Berdasarkan pengakuan HS, jenazah Andreas pun ditemukan di sebuah lubang di tanah belakang rumahnya yang berada di Labuhan Batu Utara.
Saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Antono mewakili keluarga mengatakan meminta keadilan.
Keluarga sangat sedih menyaksikan kondisi fisik jenazah korban. Keluarga meyakini telah terjadi penyiksaan yang luar biasa. Karena jenazah ditemukan dalam keadaan wajah rusak dan tidak dikenali lagi, mulut dilakban, kepala luka, tubuh bengkak dengan kaki dan tangan yang diikat dengan kabel listrik. Jenazah sudah membusuk karena dikubur dalam lubang.
“Kalau melihat kondisi jenazah, kami meyakini abang kami telah mengalami penyiksaan yang luar biasa dan tanpa peri kemanusiaan“ kata Antono sambil menyeka airmatanya yang terus mengalir.
Antono juga menyatakan ibunya sangat terpukul dengan kepergian anaknya.
“Mamak tidak berhenti menangis sejak abang hilang. Entah bagaimana menguatkan mamak, karena dua abang kami juga sudah meninggal karena sakit,” kata Antono.
Sementara itu, Dan unit Letda P Tobing sekaligus penyidik utama saat ditemui langsung oleh tim awak media menyambut dengan ramah tamah.
"Masih saat ini ditingkatkan dalam tahap penyidikan dan sedang berproses, hingga saat ini tidak ada kendala dan hambatan apapun, masih berjalan dan tidak ada hal-hal yang ditutupi, kami sesuai dengan prosedur semua sedang berproses dan sesuai dengan fakta", jelas Letda P Tobing kepada awak media, Sabtu (21/12/2024) Sore.
(R3/Tim)